Jumat, 18 November 2022

JUARA 2 CIPTA PUISI BULAN BAHASA 2022

 

Walimah: Ode Retorika

 

...

dan kami yang bersilaju di gelanggang sayembara bergerilya mengincar daulat nan lengkara kentara seperti budaya yang bertulang di raga,

yang mendarah di jiwa

—ialah bahasa bangsa

: pusaka yang berwangsit pada tuah kulasentana agar pengabdian abadi pelihara utuh rangkanya.

 


i/

Ibadah cengkerama silih bermunajat sepanjang takdir yang bersinyalir dalam hayat menujumkan persatuan yang berkereta menuju maslahat

menuju kemanunggalan bineka masyarakat dari ragam paradigma yang mencokol jemala ialah bahasa yang menaut jemari Bangka hingga Malaka.



di sisi lain,

wanoja melagukan tembang populer

teruna berfoya lafazkan bahasa metropolitan

semenjana, proletar sekadar pongah

melantun retorika loka ibu

—apa demikianlah kita terberai yojana?

 

niscayalah lenggana,

kemerdekaan begitu meriba aneka retorika

dan Bahasa Indonesia jadi persemayaman segenapnya jadi mastautin himpunan aksara.

 


ii/

Meninjau dialektika yang cendekia

sebagai mahia suara-suara dalam janabijana ialah barter inspirasi adisiswa Lhokseumawe—

yang berkonspirasi kontemplasi anak-anak Merauke menyusu integritas bumiputra: Bahasa Indonesia

atas nasionalisasi harkat jiwa putera-puteri bangsa.


 

di sisi lain,

logat Cikini Raya yang melancong

sampai Surabaya

tak pernah usai— membahasakan citra bangsa,

mendaraskan kembali sila-sila negara mengusung tinggi-tinggi persatuan-kesatuan mengaram-tandaskan tengkar pun perselisihan.



—apa demikian kemanunggalan baka? 

satu-satunya upaya bagi kelanggengan,

bagi rahayu tubuh esa yang menghuni ragam patois

ialah asosiasi yang haram 'tuk daif terjerahak dilema abad,

perubahan peradaban yang berkongkalikong di era digital,

segenapnya mengabdi pada tunggalnya retorika

: Bahasa Indonesia.

 

 

Vania Kharizma Satriawan |

 

Solo, 8 November 2022.