Jumat, 18 November 2022

JUARA 1 CIPTA PUISI BULAN BAHASA 2022

Suar Gema Metafora di Pusar Gelanggang 

Puisi || Muhammad Iqbal Khoironnahya


Kepada para mahasiswa 

Yang merindukan kejayaan 

Kepada rakyat yang kebingungan 

Di persimpangan jalan ... 


Wahai kalian yang rindu kemenangan 

Wahai kalian yang turun ke jalan 

Demi mempersembahkan jiwa dan raga 

Untuk negeri tercinta ... 


I. 

Oh, tuan dan puan pemangku kuasa 

hari ini, kan kau saksikan suar gema metafora 

merebak dan menenun suara perjuangan 

lantas menggelepar di jalan-jalan pun wajah-wajah warta 

atas obituarium keadilan dari belit kebijakan durjana pemangku kuasa 

sedia menyalangkan mata, berdiri mengepal tangan menjulur ke pusar keadilan 

yang tak pernah tamam mewarisi rimbun kefanaan. 


Di jantung gelanggang ini, telah melahirkan diorama kecemasan 

dari ragam fluktuasi bijana yang memaksa kami mesti merintis pagelaran unjuk karsa 

sarwa jejaka tanah raya nyalar mengacungkan juang paling nirmala 

menggesa seluruh napas tanah ini merahimkan cerita 

mengendap sebagai sejarah merah yang dituang di sepanjang jalan kemanusiaan 

pun menjelma menjadi riwayat pergolakan melindapkan geladak kedurjanaan. 


II. 

Hari itu, kami benar-benar menyisir tubuh almanak 

mengantar matahari sedari bangun sampai tenggelam 

dengan lembar demi lembar baju yang dipenuhi noktah-noktah hitam 

menyerupa sebagai jubah pertempuran dalam meniti sebuah kabar kemenangan. 


Di pusar gelanggang ini, tak kan kau temui rentan pengasingan antar bumiputra 

lantaran seluruh kabilah dari penjuru bijana sedia menganyam simpul pertautan 

saling dekap kendana usia, dari Suwarnadwipa hingga Tanah Papua 

: kami kan pagan dalam persatuan, menuntut keadilan sekalipun tak pernah menemui jawaban. 


Meskipun saban hari, kami mesti menarungkan detak usia 

dari amuk pitam bedil polisi yang sedia melangitkan peluru-peluru jahanam 

menyeru nadi untuk memilin kengerian yang mendaduhkan benih keberanian 

namun, kupas tiap bau mesiu yang merayapi udara 

justru menjadi ladang-ladang kematian bagi tiap gamang 

: kami takkan lengang sampai serampangan kebijakan durjana luruh menjadi keping kenangan. 


Sleman, 7 November 2022